Banyak orang berpikir internet itu serba instan. Klik link → langsung terbuka. Ketik Google.com → langsung muncul halaman pencarian. Padahal, dibalik layar, ada perjalanan data super kompleks yang harus ditempuh sebelum sebuah website muncul di layar Anda.
Internet bukan sekadar “kabel dan WiFi”. Di baliknya ada infrastruktur global yang rumit: server yang terus bekerja 24 jam, jaringan yang harus dijaga agar stabil, pemerataan akses, hingga perlindungan dari ancaman siber. Bahkan, penggunaan energi untuk menopang internet pun berdampak pada lingkungan.
Nah, biar makin paham, mari kita ikuti alur perjalanan data ini yang bisa kita ringkas dalam dua tahap besar:
Bayangkan DNS Server sebagai buku telepon internet, alih-alih mencari Website menggunakan IP Address (misalnya, 142.251.43.14), kita cukup mengetikkan nama domain atau nama Website tujuan.
Ketika anda mengetikkan sebuah nama domain misalkan Google.com di browser, DNS Server bekerja sebagai penerjemah dari nama domain ke IP dan di arahkan ke Web Server lalu menampilkan situs Google.com di layar perangkat anda.
Tapi bukan sesimple itu, jika kita berbicara infrastruktur dari sistem DNS itu saja bisa menjadi rumit karena ada beberapa server atau sistem sebagai alur DNS server yaitu, DNS Resolver stub, DNS Resolver Recurisive, Root & TLD, Authoritative Server, mari kita bahas.
DNS Resolver sendiri memiliki 2 jenis yaitu DNS Resolver stub dan DNS Resolver Recursive, mari kita bahas.
DNS Resolver Stub atau DNS client bertanggung jawab mengarahkan permintaan DNS pengguna ke DNS resolver yang lebih mampu (DNS Resolver Recursive), biasanya DNS Resolver Stub letak nya di perangkat pengguna yang di dapat dari Router atau di Konfigurasi secara manual, jenis Resolver Stub ada 2 yaitu, DNS Public seperti 8.8.8.8 milik Google dan DNS dari ISP seperti 202.134.1.10 milik Telkomsel.
Disini ilustrasi menggambarkan Resolver Stub atau perangkat pengguna menerima konfigurasi DNS dari router dengan 2 opsi, ‘sisi kiri menggunakan DNS ISP dan sisi kanan menggunakan DNS Public milik Google, dan juga pengguna pc dapat mengkonfigurasi DNS secara manual.
Secara fungsi sama dengan Resolver Stub / DNS Client, bedanya Resolver Recursive menerima permintaan dari Resolver Stub karena Resolver Recursive bisa mengarahkan permintaan DNS pengguna ke pemilik DNS Server (Authoritative Server), letaknya sendiri biasanya di ISP anda atau jika menggunakan DNS public seperti (8.8.8.8), DNS Resolver Recursive nya adalah DNS Public itu, dan inilah alasan kenapa Resolver Recursive mampu meneruskan permintaan DNS anda ke pemilik DNS.
Salah satu keunggulannya Resolver Recursive adalah menyimpan cache (salinan) balasan dari Authoritative Server berupa IP Address, membuat balasan DNS lebih cepat.
Disini ilustarsi menggambarkan pengguna sebagai Resolver Stub yang menyimpan cache DNS Lookup hasil pencarian DNS dan DNS Record yang menyimpan DNS dan IP tujuan yang sering di kunjungi tapi tidak sebesar Recursive dan DNS Public Google sebagai Resolver Recursive yang menyimpan cache DNS utama yang lebih besar dan akan menuju Root Server yang akan kita bahas setelah ini.
Root Server secara sederhana adalah Server yang mengarahkan Resolver Recursive ke TLD Server yang menyimpan ekstensi domain seperti .com, .net , .id.
Ketika pengguna melakukan permintaan google.com, Root server memetakan TLD Server sesuai ekstensinya) yang disebut Root zone dan akan mengarahkan Resolver Recursive ke TLD yang menyimpan ekstensi .com (sesuai domain ekstensinya)
Root server memiliki 13 Layanan dengan identifikasi A-M yang tersebar di seluruh dunia.
TLD (top level domain) menyimpan informasi semua nama domain dengan ekstensi sama. dengan kata lain, TLD Server seperti buku telepon untuk internet yang membantu mengarahkan Resolver Recursive ke Authoritative Server.
Setelah ke TLD, TLD akan mengarahkan ke Authoritative Server yang melayani permintaan DNS lalu menerjemahkan permintaan domain ke IP Address dan melakukan DNS Forward meneruskan kembali ke Resolver Recursive.
Authoritative Server menyimpan informasi DNS (Records) seperti AA(IPV4), AAA(IPV6), CNAME, MX, NS, PTR, TXT. Disini ilustrasi lengkap nya mulai Resolver Stub hingga ke Authoritative Server atau DNS Lookup.
Ketika pengguna melakukan permintaan google.com, browser akan melakukan DNS Lookup, dimulai dengan melihat cache di browser, Resolver Stub, Resolver Recursive, jika browser menemukan cache di Resolver Stub, browser akan langsung melakukan permintaan ke Web Server, begitupun browser juga menyimpan cache DNS juga akan langsung melakukan permintaan ke Web Server.
Tapi jika tidak ada cache satupun, Resolver Stub akan mengarah ke Resolver Recursive kemudian bertanya ke Root server, lalu Root Server mengarahkan Resolver Recursive ke Server ekstensi .com (TLD Server), TLD akan memberitahu Server pemilik atau Authoritative Server dan Authoritative Server menerjemahkan DNS ke IP Address tujuan, lalu Resolver Recursive akan memberikan IP tujuan ke browser dan akan melakukan permintaan menuju Web Server tujuan.
Alur DNS yang kita bahas di atas yang melakukannya adalah browser, ketika pengguna mengetikkan nama domain seperti google.com , browser akan membuat request DNS dan melakukan DNS Lookup (Pencarian DNS) seperti yang tadi kita bahas.
Setelah browser mendapatkan IP Address dari Resolver Recursive yang di dapat dari Authoritative Server yang melakukan DNS Forward, browser akan melakukan permintaan ke IP tujuan ( ke Web Server google.com) dan browser menggunakan Protokol TCP untuk 3 way handshake ke Server lalu menggunakan Protokol HTTP/S untuk proses Transimisi data nya dan tampilan Website akan muncul di layar perangkat anda.
Kalau anda berpikiran kenapa serumit ini hanya untuk menapilkan sebuah Website,di dalam infrastruktur Jaringan besar perlu infrastruktur yang kompleks dan herarkis, alasannya: tidak tergantung pada Server pusat, tidak membebani lalu lintas pada 1 Server, tidak tergantung pada server negara asal, dan semuanya tersebar di seluruh dunia.
Ilustrasi tentang Root Server secara herarkis.
Itulah proses bagaimana alur perjalanan data yang anda minta misal Website, dari browser pengguna ke beberapa server yang melayani sistem DNS lalu ke Web Server atau tempat hosting Website atau bisa ke data center tergantung dimana hosting Website nya dan akhirnya kembali ke browser pengguna.
Anda mungkin bertanya: “Kenapa harus serumit ini hanya untuk membuka satu website?”
Jawabannya: skalabilitas & keandalan.
Kalau internet hanya bergantung pada satu titik, dunia sudah lumpuh sejak lama.
Pada akhirnya, setiap kali Anda membuka sebuah situs atau aplikasi, ada perjalanan panjang data yang tidak terlihat. Dari perangkat Anda, melewati DNS, root server, hingga web server tujuan—semuanya bekerja dalam hitungan milidetik. Jadi, lain kali ketika internet terasa lambat, ingatlah bahwa ada “orkestra teknologi” yang sedang bekerja keras di balik layar. Internet bukan sekadar instan, melainkan hasil kolaborasi infrastruktur global yang terus berputar tanpa henti.